Kamu. Aku tak
tau kapan pastinya aku memutuskan untuk menyukaimu, itu sebuah misteri yang
tidak ingin aku tau, sama misterinya dengan sampai kapan aku akan berhenti
menyukaimu.
Kamu,
sungguh, aku tidak akan meminta Tuhan untuk memutar kembali waktu kemasa-masa
itu, karena aku tau itu hanya harapan dari seseorang yang putus asa.
Kamu tau, aku hanya memohon kepada Tuhan untuk memberi kesempatan lagi, memulainya dari awal, memperbaiki apa yang salah dan maengembalikan yang hilang.
Kamu tau, aku hanya memohon kepada Tuhan untuk memberi kesempatan lagi, memulainya dari awal, memperbaiki apa yang salah dan maengembalikan yang hilang.
Kamu. aku
tau, seberapapun aku ingin kita bersama atau jikapun kamu mersakan hal yang
sama denganku saat ini, kita tak akan pernah bisa bersama, karena kita
dibentengi oleh tembok dunia yang sangat tinggi.
Bukan.. bukan berarti tembok itu tak bisa kita hancurkan bersama-sama, tapi justru kamulah yang membuat benteng itu semakin kokoh setiap harinya.
Kamu dan aku adalah dua beda yang dipisahkan oleh kenyataan rakusnya duniawi.
Bukan.. bukan berarti tembok itu tak bisa kita hancurkan bersama-sama, tapi justru kamulah yang membuat benteng itu semakin kokoh setiap harinya.
Kamu dan aku adalah dua beda yang dipisahkan oleh kenyataan rakusnya duniawi.
Kamu. aku
tau ini kedengarannya bodoh sekali, tapi aku akan tetap menunggumu, tak peduli
kau akan datang atau tidak. perasaan ini memang sebuah kesalahan, maka, biarkan aku tak pernah benar. ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar