Kamis, 19 November 2015

seberapa spesial cinta pertama



Kenapa banyak orang yang menganggap cinta pertama itu spesial? Awalnya saya rasa tidak ada yang spesial, karena bagaimana bisa dianggap spesial, contohnya  jika cinta pertama tersebut dirasakan anak SD kelas 2 yang umurnya tentu saja di kisaran 10 tahun. Bukankah saat ini anak-anak SD pacaran sudah menjadi hal yang lumrah sekali. Lantas bagaiman dengan mereka-mereka yang baru menemukan cinta pertamanya saat mereka telah remaja? Apa bisa dibilang spesial? Saya rasa juga belum, itu terlalu dini. Akhirnya saya bisa menyimpulkan spesial atau tidaknya sutau perasaan bisa jadi tergantung usia kita saat merasakan perasaan tersebut, karena semakin kita dewasa kita akan semakin paham apa yang kita rasakan dan apa yang akan kita pilih.

kamu



Kamu. Aku tak tau kapan pastinya aku memutuskan untuk menyukaimu, itu sebuah misteri yang tidak ingin aku tau, sama misterinya dengan sampai kapan aku akan berhenti menyukaimu.

Kamu, sungguh, aku tidak akan meminta Tuhan untuk memutar kembali waktu kemasa-masa itu, karena aku tau itu hanya harapan dari seseorang yang putus asa. 

Kamu tau, aku hanya memohon kepada Tuhan untuk memberi kesempatan lagi, memulainya dari awal, memperbaiki apa yang salah dan maengembalikan yang hilang.

Kamu. aku tau, seberapapun aku ingin kita bersama atau jikapun kamu mersakan hal yang sama denganku saat ini, kita tak akan pernah bisa bersama, karena kita dibentengi oleh tembok dunia yang sangat tinggi. 

Bukan.. bukan berarti tembok itu tak bisa kita hancurkan bersama-sama, tapi justru kamulah yang membuat benteng itu semakin kokoh setiap harinya.

Kamu dan aku adalah dua beda yang dipisahkan oleh kenyataan rakusnya duniawi.

Kamu. aku tau ini kedengarannya bodoh sekali, tapi aku akan tetap menunggumu, tak peduli kau akan datang atau tidak. perasaan ini memang sebuah kesalahan, maka, biarkan aku tak pernah benar. ..

Rabu, 18 November 2015

contekan

mencontek. perbuatan yang satu ini sekarang sudah bukan hal yang memalukan untuk dilakukan, kebanyakan orang menganggapnya sebagai sesuatu yang wajar-wajar saja, atau bahkan sebuah kewajiban. dan hei, apakah mereka lupa bahwa perbuatan mencontek ini adalah perbuatan yang tidak boleh, sama halnya dengan perbuatan mencuri, korup, dan perbuatan2 keji lainnya. mungkin kita sudah lupa

penerimaan

hidup ini bukan hanya sekedar pilihan, tapi tentang bagaiman kita bisa menerima atas pilihan tersebut, karena tak jarang dimana kita harus memilih pilihan yang bahkan awalnya kita enggan sekali memasukan hal/sesuatu tersebut dalam daftar pilihan kita, disitulah sebuah penerimaan yang tulus dan benar sangat dibutuhkan, supaya apapun yang kita pilih, baik itu memang mengenakan atau tidak untuk kita, kita tetap bisa bahagia.